Sandbox is a multipurpose HTML5 template with various layouts which will be a great solution for your business.

Contact Info

Moonshine St. 14/05
Light City, London
info@email.com
+00 (123) 456 78 90

Follow Us

#Mengerti

Here you can find the latest #Mengerti articles.

Semua Tiba Saat Kita Sudah Butuh
Read More

Semua Tiba Saat Kita Sudah Butuh

Saat binar jingga di sore hari tak lagi terlihat, berbaring di ranjang dengan telepon genggam di tangan pun menjadi pilihan. Dan pelan-pelan mulai menjelajah sosial media. Dimulai dari status whatsapp, lanjut story instagram, sampai berulang kali scroll feed di media sosial rasa-rasanya kegiatan yang tak akan pernah berkhianat untuk menghilangkan penat sepulang bekerja. Dan itu pun menjadi salah satu opsi yang aku lakukan saat pekerjaan berkunjung tak ada henti-hentinya. 

Tiba-tiba gerakan tanganku berhenti di salah satu postingan seorang teman. Dia terlihat memposting salah satu buku karyanya yang berhasil untuk dipublikasikan. Tangan yang tadinya penuh semangat mencari, mata yang sibuk membaca entah kenapa jadi lesu dan turut mendukung hati untuk mengatakan, "waktuku kapan ya." Seakan rasa iri mendarat begitu tepat di bagian yang membuat hati merasa rendah diri. 

Tak lama berselang aku membaca pesan seorang mentor yang bunyinya kurang lebih tertulis bahwa, belajar dari orang lain memang baik, tetapi kita harus paham bahwa kita bukan dia. Jleb, lesu yang hadir tadi tergantikan dengan istighfar yang berulang-ulang kali aku ucapkan. Selepas istighfar aku ucapkan, aku pun membalas postingan temanku dengan penuh rasa turut bahagia dan memberinya selamat juga apresiasi. Dia membalasnya dengan ucapan terima kasih yang begitu takzim dan tak lupa dia memintaku untuk membantu promosi bukunya dalam media sosialku. 

Mendengar permintaannya tak membuatku pikir panjang untuk menjawab, "Iya libatkan aku ya supaya aku juga dapat pahala." Dia pun langsung membalasnya dengan pernyataan yang tak terpikir olehku sebelumnya, "Gimana sih caranya punya niat selurus itu, jujur aku bahagia banget buku ini terbit ya karena untuk aku cari rezeki." 

Ya Allah mendengar jawabannya aku menerima satu jawaban begitu romantis dari Allah Yang Maha Besar atas rasa rendah diriku, ternyata dia memang lebih butuh karya itu di banding aku. Mungkin saat kita belum menerima apa-apa yang kita langitkan memanglah hal itu belum kita butuhkan. Saat semuanya menjadi kebutuhan yakinlah Allah pasti kabulkan.

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#Day2

Realita Tidak Menyulitkan, Hanya Menguatkan
Read More

Realita Tidak Menyulitkan, Hanya Menguatkan

Tidak mudah memberikan rasa sadar sepenuhnya, bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sekedar mampu menerima ketentuan dari Dia Sang pencipta semesta. Karena seringkali kita merasa dalam hidup ini kitalah yang punya kuasa. Mulai dari kenapa bangun pagi, kenapa bisa sampai kantor tepat waktu, berhasil membuat makanan enak dan hal-hal kecil lainnya. Kita selalu beranggapan kitalah alasan dibalik semua hal itu tercipta. Sampai lupa bahwa ada pembuat skenario terbaik di atas sana, dan hidup kita sejatinya terserah pada Dia. Semoga sampai di sini kita sama-sama belajar sadar bahwa kita hanyalah sekedar manusia biasa. 

Kalau kita memaknai hidup ini terserah padaNya, tentu tak akan ada realita yang membuat hati kita gugur di medan juang kehidupan. Karena sejatinya ada hasil saat kita mendapatkan pencapaian, dan ada pelajaran saat kita gagal dalam arena pertarungan. Pahamilah bahwa suksesmu karena iringan ridhoNya dan gagalmu adalah bentuk materi kehidupan yang Dia ajarkan langsung pada kita hambaNya. 

Jadi, semoga setelah membaca tulisan ini kita mampu mengembalikan hidup pada hakikat yang sebenarnya. Karena semesta memang harus semestiNya. Sudah semestinya realita yang kita hadapi ini tidaklah pernah mudah, karena hidup ini adalah ujian pintaNya. Sudah semestinya hadir teguran saat kita futur padaNya, karena hidup ini hanyalah untuk beribadah kepadaNya. Untuk apa dia menguji, untuk apa dibuat rumit kalau memudahkan tak perlu waktu bagiNya. Barangkali pertanyaan yang akan munncul di kepala ?.

Ya, karena Allah tahu realita kehidupan yang dia ciptakan hanya untuk menguatkan bukan menyulitkan. Bukannya kita selalu ingin menjadi lebih kuat saat menghadapi sebuah cobaan ?.

#Pejuan30dwc

#30DWC

#30Dwcjilid33

#Day5

Harap - Harap Yakin
Read More

Harap - Harap Yakin

Hidup ini memang seringkali memunculkan berbagai kecemasan dan berbagai ketidakyakinan. Namun, jangan sampai cemasmu melaju lebih dulu dari usahamu. Kalau kata kebanyakan orang sih, harap-harap cemas itu wajar. Tapi menurutku, berharap dengan kecemasan hanya memaksa energi kita habis untuk hal yang tidak begitu perlu. Tidak apa-apa sebenarnya kalau harap cemas kita berujung pada do'a, tapi kalau melihat dari fakta semua justru berakhir dengan prasangka. Mungkin ada juga yang bilang cemas itu seperti hal yang tidak bisa kita atur datang dan perginya. Tunggu dulu, sebenarnya apa sih cemas di mata kalian ?, bukankah itu sebuah perasaan tidak nyaman yang disebabkan diri kita sendiri. Karena ingin mendapatkan sesuatu jadi kita menaruh begitu banyak harapan, namun di saat yang sama kita juga tidak begitu yakin dengan kemampuan. 

Jadi ada baiknya kita merubah kata harap-harap cemas ini, dengan harap-harap yakin. Karena harapan dengan kecemasan hanya berakhir menjadi sebuah prasangka tak berobjek. Coba kita gabungkan harapan dengan keyakinan mereka pasti bekerja sama mengubah pikiran menjadi usaha. Usaha tentu melahirkan banyak pembelajaran bukan hanya berakhir menjadi kekhawatiran. Sebenarnya tulisan ini tidak melarang rasa cemas untuk hadir atau menyudutkan kebanyakan orang yang masih kesulitan untuk mengontrolnya. 

Akan tetapi, hal yang baik pasti hadir bukan hanya karena adanya keajaiban. Tapi juga karena apa-apa yang giat diusahakan. Hai aku, kamu, dan kebanyakan kita belajar yuk menggeser sedikit rasa cemas menjadi satu rasa yang menjadikan diri lebih berkelas. 

#30dwc

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#Day6

Kelola Mau Menjadi Tahu
Read More

Kelola Mau Menjadi Tahu

Adanya hari ini tentu karena badan dan pikiran masih menyatu merajut rasa yang kita sebut mau. Untuk menjalani tiap-tiap episode kehidupan, kebanyakan dari kita seringkali menomor duakan rasa mau dalam diri. Dan dengan sukarela menggantikannya dengan rasa mau atau keinginan orang lain. Seolah kita sibuk menjadi pantulan dalam cermin dalam kisah kita sendiri. Padahal kita tahu, bahwa kita tak seharusnya hanya menjadi orang dalam cermin yang hanya mampu mengikuti standar hidup orang lain. Coba kita lihat bayangan dalam cermin, saat tubuh utama bergerak ke kanan dia akan ke kanan. Saat tubuh utama ke kiri dia pun pasti ke kiri. Jadi selama ini kamu adalah tubuh utama atau hanya sesorang yang hidup karena orang lain ?

Kita ini khalifah di buminya Allah, kata siapa ? Ya kata Allah. Di saat yang menciptakanmu begitu memberikan peran yang begitu mulia. Kenapa kita memilih mengkerdilkan diri yang sudah diciptakan sempurna dan istimewa. Memang tak semua rasa mau mampu bertepi menjadi sukses dalam hidup kita. Tapi, setidaknya rasa mau ini bisa kita kelola menjadi tahu. Tahu bahwa setiap keinginan ada resiko, tahu bahwa menjadi yang terbaik begitu banyak yang dikorbankan. Sekarang kalau diri kita secara sadar diminta untuk memilih, dan pilihannya adalah mencapai segala yang kamu mau tanpa tahu apa-apa. Atau kamu sudah tahu ilmunya untuk mencapai segala yang kamu mau. Mana yang kamu pilih ? aku yakin jawaban ke 2 akan selalu menjadi pilihan mayoritas. 

Karena hidup tak akan berjalan hanya karena keinginanmu, dia terus berjalan sesuai ukuran pengetahuanmu. Semakin besar yang kamu tahu semakin besar peluang kamu melunakkan sebuah pencapaian. Aku harap kita senantiasa menjadi manusia yang mampu mengelola rasa mau untuk menjadi rasa tahu.

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#Day7

#30dwc

Apa Salahnya Menjadi Biasa ?
Read More

Apa Salahnya Menjadi Biasa ?

Alarm pagi sudah berbunyi, menyiapkan diri untuk bekerja dan menikmati sarapan yang sudah siap saji. Berjalan menuju jalanan yang setiap hari kita lalui. Dengan jalan yang sama dan bahkan kadang belum sampai kita sudah mendahului. Sesumbar dengan berdecak geram, “Hmm...pasti di jalan ini macet, karena ada galian pipa yang belum selesai”. 

Lalu sesampainya di meja kerjamu, kamu baca deadline satu per satu yang harus diselesaikan hari itu juga. Semua terasa melelehkan. Tapi, coba kita pikirkan apa yang salah dari kehidupan di atas. Pagimu berarti anugrah waktu, kendaraan yang kamu miliki itu pencapaianmu, meja kerja yang penuh deadline adalah sebuah sumber rezeki bagimu. Kamu hebat lebih dari yang kamu tahu. Apa yang kurang dari dirimu ? coba jelaskan kepada dirimu sendiri. 

Menjadi biasa bukan berarti kalian kehilangan sebuah makna dan nilai. Karena nilai manusia dilihat dari interaksinya terhadap dirinya, keluarga, lingkungan, dan Tuhannya. Dan satu-satunya keharusan manusia adalah menerima takdir dari Dia Sang Pencipta, karena pasti ceritanya akan selalu istimewa. Kalau kita dan seisi dunia mengagumi Bill Gates dan Steve Jobs dari hidup luar biasanya. 

Berarti kita tengah lupa bahwa Bill Gates dan Steve Jobs bahkan dunia mereka adalah bagian dari ciptaanNya. Coba bayangkan jika kita memenuhi ekspektasi Dia yang menciptakan mereka yang sepaket dengan kehebatannya. Barangkali inilah kehebetan kita, terilihat biasa di mata manusia tetapi istimewa di hadapan Sang Pencipta. Kita tidak sedang hidup biasa tapi menjadi yang luar biasa dengan cara yang berbeda. Yaitu dengan merasa cukup.

#Pejuang30dwc

#30dwc

#30dwcjilid33

#Day9

Perbanyak Bersyukur Bukan Mengukur
Read More

Perbanyak Bersyukur Bukan Mengukur

Aku tahu setiap hal punya ukurannya tidak boleh berlebih kadarnya atau kurang dari seharusnya. Tentunya aku sependapat dengan hal itu, karena adanya ukuran adalah bentuk panduan yang memudahkan. Namun ukuran yang kita terapkan tidak seharusnya kita letakkan pada nikmat dari Tuhan. Seringkali kita mengeluhkan soal pendapatan, sibuk berdialog dengan diri bahwa yang didapat tentu tak akan cukup. Yang dipunya tak dapat memenuhi kebutuhan dapur, anak sekolah, belum lagi undakan arisan yang tak berkesudahan. Selalu seperti itu kita sibuk mengukur. 

Kalau bicara soal rezeki bukankah Allah SWT sudah memberimu mata untuk melihat dengan cuma-cuma, juga kaki tangan yang sempurna. Pernahkah kita bertanya, "Aku ini saat pertama dilahirkan belum mampu melakukan kebaikan apa-apa Ya Allah kenapa Engkau sudah beri aku kesempurnaan di saat aku belum tahu mampu menyempurnakan iman atau tidak terdahapMu." Kenapa kita sibuk mengukur jumlah sesuatu yang bisa kita usahakan nanti, agar selalu bertambah jumlahnya. Tapi anugerah fisik ini ? kita bisa apa kalau Dia tidak dengan kelembutannNya menitipkan pada kita. 

Dalam firmanNya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (Q.S. an-Nahl [16]: 18). Iya benar kita tak seharusnya pandai mengukur, tapi panda-pandailah bersyukur. Karena nikmat Allah selalu tak terhitung jumlahnya namun senantiasa berlimpah bagi hambaNya.

Sebelum mengukur nikmat Allah ada baiknya kita mengukur kadar ibadah kita padaNya, saat jauh jaraknya dari Dia Yang Maha Kuasa bagaimana Dia bisa memberi lebih untuk kita. 

#Pejuang30dwc

#30dwc

#30dwcjilid33

#Day10

Di Rumahku, Aku Panggil Dia Bapak
Read More

Di Rumahku, Aku Panggil Dia Bapak

Ini sebuah cerita tentang sosok yang tak pernah unggul di rumah, dibandingkan seorang ibu. Dia yang selalu pergi lebih pagi dan pulang lebih petang dari setiap orang yang ada di rumah. Di rumahku, aku panggil dia dengan panggilan bapak. Bapak yang selalu lebih ramah dari mamah, bapak yang selalu lebih banyak diam dibandingkan mamah. Begitulah sosoknya yang aku tahu selama 25 tahun ini. 

Namun sosok tersebut seperti tak ada saat hari pernikahanku. Sosok yang acuh tak acuh itu berubah sendu, diamnya berubah haru, dinginnya berubah pilu. Saat hari itu tiba, tenggorokannya seakan penuh sekat untuk memberikan izin kepada anak perempuannya untuk melangkah lebih jauh dalam mengarungi kehidupan. 

Air matanya pecah, suara tangisnya pun terdengar banyak telinga di hari itu. Saat suara itu terdengar aku seperti kembali melihat sosok bapak 20 tahun lalu, saat usiaku masih 5 tahun. Dia akan menangis kalau aku memintanya untuk tidak pergi, dia akan berbicara begitu lembut untuk menjelaskan bahwa yang dia lakukan tentulah hanya untuk anak-anaknya, jelas itu aku dan adik-adikku. Aku yang bertumbuh dewasa selalu berpikir bapak berubah yang tadinya sayang sekarang rasa itu sepertinya hilang. Yang tadinya penuh perhatian kini sering membuatku merasa kesepian.

Tapi di hari itu aku tahu, aku salah. Bapak tak pernah berubah, bapak selalu ada di belakangku untuk memperhatikan bukan untuk menangkapku saat jatuh dari sepeda, tapi dia ada di belakangku untuk selalu mendo'akan. Di hari itu aku tahu, bahwa bukan bapak yang berubah tapi akulah yang tak paham.

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#30dwc

#Day14

Jangan Hanya Bertanya, Temukan Jawabannya.
Read More

Jangan Hanya Bertanya, Temukan Jawabannya.

Seringkali setiap langkah dalam kehidupan ini, menghadirkan berbagai tanya di kepala. Kadang kita bertanya kenapa harus kita, atau kenapa bukan kita. Bagaimana kita menyelesaikannya, bagaimana melewatinya, dan untuk apa ini sebenarnya. Kita seringkali berharap pada waktu untuk menjawab semuanya. Tetapi, bukankah luka yang semakin lama kita diamkan makin sakit akhirnya ?

Semua hal mungkin ada hikmahnya, namun kalau tidak kita temukan jawabannya hikmah pasti sulit untuk menepi di hidup kita. Aku tahu hikmah datangnya dari Allah tapi aku percaya usaha untuk menjemputnya tergantung diri sendiri. Pertanyaan yang hadir di kepala kita tak mungkin akan terjawab oleh selain kita. Toh pertanyaan pasti hadir sepaket dengan jawabannya jadi bersabarlah untuk mencari jawabannya. 

Jangan jadikan pertanyaan tentang keluhmu, kesulitanmu, kekecewaanmu sebuah bom waktu untuk mempertanyakan dimana hadirnya Allah yang Maha Besar dalam hidup kita. Karena kalau saja kita mau mengembalikan hidup kepada hakikatnya pasti kita tidak akan pernah mempertanyakan perkara-perkara yang pasti terjadi dalam sebuah kehidupan. Kenapa ? karena Allah tidak pernah meminta kita bertanya untuk setiap ketentuannya. Allah memerintahkan bahwa kita harus siap dengan segala ketentuan. 

Bukan aku melarang setiap tanya yang hadir di kepala aku, kamu, dan kebanyakan kita. Tapi aku berharap mulai sekarang kita tak hanya kencang untuk bertanya. Namun setiap tanya yang giat kita ajukan, semoga dibersamai dengan usaha untuk menemukan jawaban. 

Terkadang pahala kita bukan terletak pada apa masalahnya, tetapi kita dilihat dari bagaimana cara kita menyelesaikannya. 

Kesulitan Itu Aba-aba Kebahagiaan
Read More

Kesulitan Itu Aba-aba Kebahagiaan

Harapan pertama saat kita membuka mata pastilah berdo'a agar hari itu berljalan lancar dan menghadirkan berbagai kebahagiaan. Namun, seringkali kenyataan tak mungkin ada dalam genggaman manusia. Sekalipun bahagia yang diharap terkadang malah kesulitan yang menyapa. Seringkali aku mengeluh pada Dia, berharap Allah bantu menemukan jawaban dari kesulitan yang datang tanpa pernah tahu kapan pulang. 

Kalau sejenak kita berpikir, kebahagiaan tak pernah hadir tanpa iringan kesulitan-kesulitannya. Seorang bayi yang mengahadirkan ribuan syukur untuk orang tuanya di dapat lewat proses mengandung selama 9 bulan lamanya. Sakit, susah gerak, dan sulit lainnya pasti menjadi teman sehari-hari sang ibu. Saat kesulitan sudah habis masanya tentulah bahagia yang datang menyapa. 

Saat hidup kita diterpa begitu banyak kesulitan, mungkin itulah sebuah aba-aba dari Tuhan akan hadirnya sebuah kebahagiaan. Janganlah takut bertemu sebuah kesulitan, karena bisa jadi kesulitan tersebut adalah sekoci Tuhan untuk mengantarkan kita pada sebuah kebahagiaan. 

Bagiku kesulitan adalah sebuah aba-aba dari Tuhan yang dikirimkan oleh semesta kepada kita, bahwa sekalipun kesulitan itu hadir untuk menyulitkan dia selalu hadir dengan alasan dari Tuhan. Kita sadari atau tidak setiap proses kesulitan dalam hidup yang berhasil kita lewati semua karena dibantu Dia Yang Maha Besar lewat berbagai perangkat yang hadir dalam semesta di hidup kita. Semua itu biasa kita panggil sahabat, teman, saudara, ayah atau ibu. 

Aku harap jangan lagi khawatir mengenai kesulitan-kesulitanmu, dialah sekoci yang pelan-pelan menemani perjalananmu untuk bertumbuh dewasa, lebih kuat, dan dengan pasti mengantarkanmu menuju sebuah tujuan pasti yang kita sebut kebahagiaan.

#Pejuang30Dwc

#30Dwcjilid33

#30dwc

#Day17

Kesulitan Aba-Aba Sebuah Kebahagiaan
Read More

Kesulitan Aba-Aba Sebuah Kebahagiaan

Harapan pertama saat kita membuka mata pastilah berdo'a agar hari itu berljalan lancar dan menghadirkan berbagai kebahagiaan. Namun, seringkali kenyataan tak mungkin ada dalam genggaman manusia. Sekalipun bahagia yang diharap terkadang malah kesulitan yang menyapa. Seringkali aku mengeluh pada Dia, berharap Allah bantu menemukan jawaban dari kesulitan yang datang tanpa pernah tahu kapan pulang. 

Kalau sejenak kita berpikir, kebahagiaan tak pernah hadir tanpa iringan kesulitan-kesulitannya. Seorang bayi yang mengahadirkan ribuan syukur untuk orang tuanya di dapat lewat proses mengandung selama 9 bulan lamanya. Sakit, susah gerak, dan sulit lainnya pasti menjadi teman sehari-hari sang ibu. Saat kesulitan sudah habis masanya tentulah bahagia yang datang menyapa. 

Saat hidup kita diterpa begitu banyak kesulitan, mungkin itulah sebuah aba-aba dari Tuhan akan hadirnya sebuah kebahagiaan. Janganlah takut bertemu sebuah kesulitan, karena bisa jadi kesulitan tersebut adalah sekoci Tuhan untuk mengantarkan kita pada sebuah kebahagiaan. 

Bagiku kesulitan adalah sebuah aba-aba dari Tuhan yang dikirimkan oleh semesta kepada kita, bahwa sekalipun kesulitan itu hadir untuk menyulitkan dia selalu hadir dengan alasan dari Tuhan. Kita sadari atau tidak setiap proses kesulitan dalam hidup yang berhasil kita lewati semua karena dibantu Dia Yang Maha Besar lewat berbagai perangkat yang hadir dalam semesta di hidup kita. Semua itu biasa kita panggil sahabat, teman, saudara, ayah atau ibu. 

Aku harap jangan lagi khawatir mengenai kesulitan-kesulitanmu, dialah sekoci yang pelan-pelan menemani perjalananmu untuk bertumbuh dewasa, lebih kuat, dan dengan pasti mengantarkanmu menuju sebuah tujuan pasti yang kita sebut kebahagiaan.

#Pejuang30dwc

#30Dwcjilid33

#30Dwc

#Day17