
Read More
Berapa banyak orang yang khawatir tidak dapat berbicara dengan baik di depan umum, atau khawatir terlihat tidak cakap dalam menyampaikan sesuatu. Sampai-sampai banyak kelas webinar bertebaran di media sosial kita yang menyajikan pembelanjaran mengenai Publik Speaking. Mahir berbicara tentu sebuah keahlian yang sangat diwajibkan saat ini.
Tapi bukankah kita tak akan cakap berbicara sebelum bisa memahami. Sadarkah kita para pembicara yang terasa menyenangkan untuk kita dengarkan itu sebab mereka menyampaikan apa yang ingin kita dengar. Bukan berbicara karena semata-mata dia ingin, atau hanya menjadikan kata-katanya sebuah sapaan tak berkesan apalagi meninggalkan bekas yang terasa menyakitkan.
Ini sebuah kilas balik sebuah cerita, hari itu aku yang selalu berdiri di posisi paling belakang saat ada di tengah keramaian, menatap keriuhan kawan yang bercengkrama menunggu antrian makan siang dalam sebuah acara kantor. Mataku menuju meja prasamanan yang berisi hidangan mencoba memilih yang mana yang cocok untuk teman makan siang. Dalam antrian aku mendengar banyak pembicara, ada yang bertanya “Kok kamu gendutan” atau “Ya ampun anak baru satu aja udah gak bisa urus badan” yang sangat mainstream pun ada “Jadi, kapan nikah” dan sesekali aku dengar “udah isi belum.”
Wah hari itu aku dengar begitu banyak yang berbicara tanpa dulu diam mendengar cerita. Karena bisa jadi yang ditanya tentang pernikahan mungkin baru kandas dalam sebuah hubungan. Yang ditanya tentang kehamilan barangkali baru saja keguguran. Bisakah kita bayangkan rasanya jadi mereka, bukankah itu layaknya menabur garam pada sebuah luka.
Sadarkah kita kemampuan bicara yang Allah anugerahkan ini untuk mengatakan apa yang ingin orang lain dengar, bukan untuk menanyakan hal-hal yang ingin kamu tahu. Semakin banyak yang kita dengar semakin berkualitas apa yang akan kita ucapkan.
Ini do'a yang bisa aku ucapkan, "Ya Allah jika dari ucapan dan tindakanku tidak mampu membawa kebahagiaan untuk orang lain, tetapi semoga diamku memberikan ketenangan dan kenyamanan untuk oran-orang sekelilingku."