
Read More
Alarm pagi sudah berbunyi, menyiapkan diri untuk bekerja dan menikmati sarapan yang sudah siap saji. Berjalan menuju jalanan yang setiap hari kita lalui. Dengan jalan yang sama dan bahkan kadang belum sampai kita sudah mendahului. Sesumbar dengan berdecak geram, “Hmm...pasti di jalan ini macet, karena ada galian pipa yang belum selesai”.
Lalu sesampainya di meja kerjamu, kamu baca deadline satu per satu yang harus diselesaikan hari itu juga. Semua terasa melelehkan. Tapi, coba kita pikirkan apa yang salah dari kehidupan di atas. Pagimu berarti anugrah waktu, kendaraan yang kamu miliki itu pencapaianmu, meja kerja yang penuh deadline adalah sebuah sumber rezeki bagimu. Kamu hebat lebih dari yang kamu tahu. Apa yang kurang dari dirimu ? coba jelaskan kepada dirimu sendiri.
Menjadi biasa bukan berarti kalian kehilangan sebuah makna dan nilai. Karena nilai manusia dilihat dari interaksinya terhadap dirinya, keluarga, lingkungan, dan Tuhannya. Dan satu-satunya keharusan manusia adalah menerima takdir dari Dia Sang Pencipta, karena pasti ceritanya akan selalu istimewa. Kalau kita dan seisi dunia mengagumi Bill Gates dan Steve Jobs dari hidup luar biasanya.
Berarti kita tengah lupa bahwa Bill Gates dan Steve Jobs bahkan dunia mereka adalah bagian dari ciptaanNya. Coba bayangkan jika kita memenuhi ekspektasi Dia yang menciptakan mereka yang sepaket dengan kehebatannya. Barangkali inilah kehebetan kita, terilihat biasa di mata manusia tetapi istimewa di hadapan Sang Pencipta. Kita tidak sedang hidup biasa tapi menjadi yang luar biasa dengan cara yang berbeda. Yaitu dengan merasa cukup.
#Pejuang30dwc
#30dwc
#30dwcjilid33
#Day9