Sandbox is a multipurpose HTML5 template with various layouts which will be a great solution for your business.

Contact Info

Moonshine St. 14/05
Light City, London
info@email.com
+00 (123) 456 78 90

Follow Us

Alhambra Blog

Selamat datang, dan berkeliling didalam kastil.

Jangan Hanya Bertanya, Temukan Jawabannya.
Read More

Jangan Hanya Bertanya, Temukan Jawabannya.

Seringkali setiap langkah dalam kehidupan ini, menghadirkan berbagai tanya di kepala. Kadang kita bertanya kenapa harus kita, atau kenapa bukan kita. Bagaimana kita menyelesaikannya, bagaimana melewatinya, dan untuk apa ini sebenarnya. Kita seringkali berharap pada waktu untuk menjawab semuanya. Tetapi, bukankah luka yang semakin lama kita diamkan makin sakit akhirnya ?

Semua hal mungkin ada hikmahnya, namun kalau tidak kita temukan jawabannya hikmah pasti sulit untuk menepi di hidup kita. Aku tahu hikmah datangnya dari Allah tapi aku percaya usaha untuk menjemputnya tergantung diri sendiri. Pertanyaan yang hadir di kepala kita tak mungkin akan terjawab oleh selain kita. Toh pertanyaan pasti hadir sepaket dengan jawabannya jadi bersabarlah untuk mencari jawabannya. 

Jangan jadikan pertanyaan tentang keluhmu, kesulitanmu, kekecewaanmu sebuah bom waktu untuk mempertanyakan dimana hadirnya Allah yang Maha Besar dalam hidup kita. Karena kalau saja kita mau mengembalikan hidup kepada hakikatnya pasti kita tidak akan pernah mempertanyakan perkara-perkara yang pasti terjadi dalam sebuah kehidupan. Kenapa ? karena Allah tidak pernah meminta kita bertanya untuk setiap ketentuannya. Allah memerintahkan bahwa kita harus siap dengan segala ketentuan. 

Bukan aku melarang setiap tanya yang hadir di kepala aku, kamu, dan kebanyakan kita. Tapi aku berharap mulai sekarang kita tak hanya kencang untuk bertanya. Namun setiap tanya yang giat kita ajukan, semoga dibersamai dengan usaha untuk menemukan jawaban. 

Terkadang pahala kita bukan terletak pada apa masalahnya, tetapi kita dilihat dari bagaimana cara kita menyelesaikannya. 

Amanah Manusia Bukan Hanya Untuk Diakui
Read More

Amanah Manusia Bukan Hanya Untuk Diakui

Manusia, makhluk sosial yang tak mampu menjalani kehidupannya sendiri. Dia butuh bantuan dan dibutuhkan untuk membantu sesamanya. Dan tentu harus saling tolong menolong dalam kebaikan tentunya. Namun, makhluk sosial yang seharusnya saling tolong menolong ini definisinya mulai berganti.

Bukankah tolong menolong itu berarti harus mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan umum. Kenapa kini kebanyakan kita berpikir bahwa kebanyakan orang di luar sana harus menolong kita, kini semua berubah yang umum harus berkorban untuk kepentingan pribadi. Semua beralasan karena manusia sebagai makhluk sosial perlu diakui sekitar. 

Bukankah setiap episode kehidupan kita sudah diakui sebagai makhluk, tanpa pengakuan manusia lainnya Allah sudah mengakui. Meskipun tak ada sepasang matapun yang melihat Allah bahkan mencatat. Karena setiap amanah diri ini sejatinya memang bukan untuk diakui di dunia. Tetapi bekal yang harus kita jaga niatnya sampai nanti hari pengadilan Allah tiba. 

Saat kita dijauhkan dari pengakuan manusia, mungkin Allah tengah begitu mencurahkan pengakuannya terhadap kita. Karena berpikir hambanya tidak pantas hanya mendapat pengakuan sesama hamba, tapi Rabbnya langsung yang mengakui amanahnya. 

Percayalah amanah yang dibawa tanpa rasa jumawa karena hadirnya pujian, pasti hitungannya lebih mulia. Amanah yang dibawa hanya untuk sebuah pengakuan semua akan berakhir membebankan. 

Kalau amanahmu sebagai khalifahnya Allah hanya untuk sebuah pengakuan, apa yang akan kamu bawa saat hari pengadilan ?

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#30dwc

#Day15

Di Rumahku, Aku Panggil Dia Bapak
Read More

Di Rumahku, Aku Panggil Dia Bapak

Ini sebuah cerita tentang sosok yang tak pernah unggul di rumah, dibandingkan seorang ibu. Dia yang selalu pergi lebih pagi dan pulang lebih petang dari setiap orang yang ada di rumah. Di rumahku, aku panggil dia dengan panggilan bapak. Bapak yang selalu lebih ramah dari mamah, bapak yang selalu lebih banyak diam dibandingkan mamah. Begitulah sosoknya yang aku tahu selama 25 tahun ini. 

Namun sosok tersebut seperti tak ada saat hari pernikahanku. Sosok yang acuh tak acuh itu berubah sendu, diamnya berubah haru, dinginnya berubah pilu. Saat hari itu tiba, tenggorokannya seakan penuh sekat untuk memberikan izin kepada anak perempuannya untuk melangkah lebih jauh dalam mengarungi kehidupan. 

Air matanya pecah, suara tangisnya pun terdengar banyak telinga di hari itu. Saat suara itu terdengar aku seperti kembali melihat sosok bapak 20 tahun lalu, saat usiaku masih 5 tahun. Dia akan menangis kalau aku memintanya untuk tidak pergi, dia akan berbicara begitu lembut untuk menjelaskan bahwa yang dia lakukan tentulah hanya untuk anak-anaknya, jelas itu aku dan adik-adikku. Aku yang bertumbuh dewasa selalu berpikir bapak berubah yang tadinya sayang sekarang rasa itu sepertinya hilang. Yang tadinya penuh perhatian kini sering membuatku merasa kesepian.

Tapi di hari itu aku tahu, aku salah. Bapak tak pernah berubah, bapak selalu ada di belakangku untuk memperhatikan bukan untuk menangkapku saat jatuh dari sepeda, tapi dia ada di belakangku untuk selalu mendo'akan. Di hari itu aku tahu, bahwa bukan bapak yang berubah tapi akulah yang tak paham.

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#30dwc

#Day14

Jangan Lupa Kita Hanya Manusia
Read More

Jangan Lupa Kita Hanya Manusia

Beberapa hari mungkin kita akan merasakan sedih, lalu berganti kesal yang datang beberapa pekan. Tak disangka-sangka kecewa malah menambah remuknya punggung yang sudah terlalu banyak beban. Dan di saat-saat itulah kadang ada sedikit bahagia bagai seteguk air yang menghilangkan dahaga. Ya namanya juga kehidupan, bahkan ini yang terjadi pada tiap-tiap manusia di belahan dunia mana pun. 

Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan kemampuan untuk berbahagia selama hidupnya. Atau dilahirkan mutlak hanya untuk merasakan kepahitan dunia. Semua sama takarannya untuk yang berlimpah keuangan mungkin keluargalah ujiannya. Bagi yang memiliki keluarga sempurna mungkin kesehatanlah ujiannya. Bagi yang pendidikannya begitu mudah iya jalani mungkin biayalah menjadi kendalanya. Bagi yang biayanya lebih dari cukup tuntutan orang tualah bebannya. Kita semua ini sama hanya seorang manusia biasa. 

Janganlah lupa manusia diciptakan memang untuk diuji, bukankan begitu yang Allah tuliskan dalam kitabNya. Ujianmu bukanlah jaminan bahwa Tuhan membencimu, dan bahagiamu bukanlah jaminan kelak surga menjadi milikmu. Kita sama takarannya, waktu kita sama hanya 24 jam sehari tidak ada yang Allah lebihkan atau kurangkan. 

Jangan lupa kita hanya manusia dan hidup kita sudah ada aturannya. Jangan lupa kita hanya pemain kehidupan bukan penulis skenarionya. Hiduplah dengan renungan ada Dzat yang begitu teliti mengatur setiap detik hidup kita, dari mulai kedipan mata sampai berakhirnya napas kehidupan. Dengan begitu kita bisa menjadi manusia yang tak bertindak seolah takdir bisa negosiasi dan kekuatan Allah hanya sekedar basa-basi. 

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#30dwc|

#Day11

Perbanyak Bersyukur Bukan Mengukur
Read More

Perbanyak Bersyukur Bukan Mengukur

Aku tahu setiap hal punya ukurannya tidak boleh berlebih kadarnya atau kurang dari seharusnya. Tentunya aku sependapat dengan hal itu, karena adanya ukuran adalah bentuk panduan yang memudahkan. Namun ukuran yang kita terapkan tidak seharusnya kita letakkan pada nikmat dari Tuhan. Seringkali kita mengeluhkan soal pendapatan, sibuk berdialog dengan diri bahwa yang didapat tentu tak akan cukup. Yang dipunya tak dapat memenuhi kebutuhan dapur, anak sekolah, belum lagi undakan arisan yang tak berkesudahan. Selalu seperti itu kita sibuk mengukur. 

Kalau bicara soal rezeki bukankah Allah SWT sudah memberimu mata untuk melihat dengan cuma-cuma, juga kaki tangan yang sempurna. Pernahkah kita bertanya, "Aku ini saat pertama dilahirkan belum mampu melakukan kebaikan apa-apa Ya Allah kenapa Engkau sudah beri aku kesempurnaan di saat aku belum tahu mampu menyempurnakan iman atau tidak terdahapMu." Kenapa kita sibuk mengukur jumlah sesuatu yang bisa kita usahakan nanti, agar selalu bertambah jumlahnya. Tapi anugerah fisik ini ? kita bisa apa kalau Dia tidak dengan kelembutannNya menitipkan pada kita. 

Dalam firmanNya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (Q.S. an-Nahl [16]: 18). Iya benar kita tak seharusnya pandai mengukur, tapi panda-pandailah bersyukur. Karena nikmat Allah selalu tak terhitung jumlahnya namun senantiasa berlimpah bagi hambaNya.

Sebelum mengukur nikmat Allah ada baiknya kita mengukur kadar ibadah kita padaNya, saat jauh jaraknya dari Dia Yang Maha Kuasa bagaimana Dia bisa memberi lebih untuk kita. 

#Pejuang30dwc

#30dwc

#30dwcjilid33

#Day10