Paginya seorang istri, hal ini sebelumnya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya selalu berpikir, "kalau memang sudah jadi istri pasti bisa." Pikir saya saat belum menyandang status sebagai seorang istri. Begitu status berubah ketika akad diucapkan, saat itulah kebingungan baru saya rasakan. 

Jadi, besok pagi apa yang harus dilakukan untuk si dia yang baru saja menghalalkan. Begitulah batin bergumam sesaat kalimat sah dilatunkan para saksi. Dan kenyataanya MasyaAllah, ternyata pagi hari seorang istri tak semudah saya kira. Memang sebagai perempuan untuk hal-hal yang berbau urusan rumah tentu bukan hal asing. Karena membantu orang tua menjadi hal biasa dalam kehidupan sebelumnya. Namun, ketika menjadi seorang istri tugas saya bukan lagi tentang membantu tapi menjadi peran utama dalam mengurus rumah tangga. 

Lelah ? sudah pasti, tetapi untungnya Allah mampukan saya yang begitu lemah ini untuk tetap menikmati ladang pahala dalam mengurus suami dan tetap berkarya untuk menulis dan bekerja. Dalam hal ini yang saya ingin bagi adalah ketika kita memilih membaktikan diri menjadi hamba Allah lewat status yang mulia yaitu seorang istri, bantuan Allah itu nyata. Asal niatnya sungguh-sungguh menjadi istri yang taat di mata Dia Yang Memberi status bukan hanya sekedar untuk suami. 

Sebelumnya pagi yang hadir dengan sejuta keluhan, khawatir macet, deadline pekerjaan. Kini berganti rasa syukur yang tiada henti karena setiap gerak yang lelah ini InsyaAllah Allah ganti dengan kebaikan di dalamnya Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Belum lagi si dia yang selalu mendo'akan sebelum pamit bekerja. Yang dia katakan, "semoga Allah ridho." 

Iya benar dalam hidup ini menjadi apapun kita semoga dari mulai pagi sampai terbenamnya matahari Allah ridho. 

Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

#Pejuang30dwc

#30dwcjilid33

#30dwc

#Day27