Dunia seakan tak menawarkan solusi saat kita sendiri tak paham memaknai sebuah kondisi. Seisi dunia bilang jangan marah, karena setiap masalah pasti berbuah hikmah. Lalu isi hati seolah menertawakan mereka, mana mungkin ada hikmah saat yang di ingin tak lagi dalam genggaman. Jangankan dalam genggaman bahkan mungkin mereka sudah hilang dari pandangan. ah rasa-rasanya mau marah saja, barangkali ini yang kita rasakan, saat kesulitan rasanya mencekik lini kehidupan.
Tunggu, seandainya saja kita bisa lebih peka terhadap setiap proses di dunia ini bahwa tak akan ada kupu-kupu kalau dia tak pernah melewati sepinya saat menjadi kepompong. Tak akan berjalan bumi ini tanpa adanya ibu yang melewati setengah ajalnya untuk melahirkan generasi-generasi khalifah terbaik. Dan tak akan pernah ada pagi tanpa gelapnya malam, saat malam sudah semakin larut dan terus larut, kian menyepi, di saat itu jugalah kita tahu bahwa sebentar lagi sudah pagi.
Bukankah itu juga berlaku untuk segala kesulitan-kesulitan kita ?. Setiap kesulitan yang kian hari makin rumit, makin sulit dan sepertinya sudah bukan lagi kadar kita untuk memikirkan dan menyelesaikan. Mungkin Allah tengah mengambil kendali untuk hidup kita. Seolah dia tengah berkata, "Wahai hambaku cukuplah engkau bersabar atas takdirmu, karena solusi atas masalahmu adalah urusanKu." Kalau kata mba Dewi nur aisyah dalam bukunya semoga iman kita alias rasa percaya kita terhadap Allah melebihi rasa suka dan tidak suka kita terhadap sesuatu.
Sudah sering kita membaca kutipan bahwa badai pasti berlalu, dan kita memahaminya dengan baik. Tapi jangan lupa kalau badai bisa berlalu pelangi pun tak akan pernah ada untuk waktu yang lama bukan ?.
#Pejuang30dwc
#30dwcjilid33
#Day4